TarianSulawesi Selatan beserta gambarnya yang akan kami ulas adalah tari pa'pangngan yang umumnya dilakukan para gadis cantik memakai pakaian gelap atau hitam serta ornamen khas Toraja seperti kandaure. Pangngan Ma adalah menari ketika menerima tamu kehormatan sekaligus menyambut kata kata Tana Mo Pangngan Mali'ki, yaitu: Kisorong sorong mati Tarian Sulawesi Utara – Sulawesi Utara merupakan provinsi yang memiliki suku dan etnis beragam seperti 4 suku mayoritas Suku Gorontalo, Suku Minahasa, Suku Sangihe Talaud dan juga Suku Bolaang Mangondow. Ada begitu banyak warisan budaya yang bisa diangkat dari daerah ini, namun dalam kesempatan ini akan kami jelaskan tentang beberapa tarian khas serta gambar tarian Sulawesi Utara untuk menambah wawasan anda seputar wawasan nusantara. Daftar Nama Tarian Sulawesi UtaraTari KabasaranTari KatriliTari MahambakTari TumatendenTari TatangesanTari PasasanggaramaTari MokosambeTari MaengketTari Gunde Tari Kabasaran Tari kabasaran merupakan tarian Sulawesi utara jenis tarian perang masyarakat Minahasa. Tari ini umumnya dilakukan para penari pria memakai baju perang lengkap dengan senjata seperti tombak, perisai dan juga pedang. Dari catatan sejarah, tarian daerah Sulawesi utara ini sering dilakukan prajurit Minahasa sebelum atau sepulang dari berperang. Para penarinya sendiri harus keturunan penari kabasaran sebelumnya sebab keluarga penari umumnya mempunyai senjata khusus yang akan diwariskan turun menurun. Karena sifat tari yang sakral, maka tari kabasaran tidak bisa dilakukan oleh orang sembarangan. Untuk sekarang, tari ini dikembangkan menjadi tari pada upacara adat, penyambutan dan juga acara budaya lain seperti penghormatan pada leluhur yang sudah gugur di medan perang. Nama tarian ini memiliki arti ayam jantan dimana bagi masyarakat Minahasa, ayam jantan adalah simbol keberanian atau kejantanan. Ini bisa dilihat dari wajah para penari yang menampilkan ekspresi garang dan gagah berani. Kata wasal yang disebut dengan kawasalan berarti menari seperti ayam jantan ketika sedang bertarung. Dengan berkembangnya bahasa Melayu Manado, maka kawasalan berubah menjadi kata kabasaran yang juga memiliki arti sama. Tari Katrili Tari katrili yang merupakan tarian dari Sulawesi Utara ini masuk dalam jenis tari pergaulan atau tari hiburan. Tarian akan dilakukan pria dan wanita yang menjadi perpaduan dari budaya Eropa dengan budaya Minahasa sehingga jika dilihat tampak seperti tarian modern namun sudah ada sejak dulu. Tari katrili menurut sejarah sudah ada sejak bangsa Spanyol dan Portugis datang ke Sulawesi Utara untuk membeli hasil bumi. Karena hasil yang didapat sangat banyak, maka mereka merayakannya dengan menggelar pesta meriah serta tarian berpasangan antara pria dan wanita. Mereka juga mengajak pribumi khususnya Suku Minahasa untuk ikut dalam perayaan dan semakin lama menjadi kebiasaan para masyarakat meski bangsa Spanyol dan Portugis sudah pergi sehingga tercipta tari katrili yang diambil dari bahasa Eropa Quadrille. Tari Mahambak Tari mahambak merupakan tari tradisional anak Suku Bantik yang bersifat massal dan dilakukan penari pria dan wanita. Dalam tarian tradisional Sulawesi utara ini, para penari akan melakukan gerakan yang khas diiringi dengan nyanyian adat bertema persatuan dan kerukunan masyarakat Suku Bantik. Suku Bantik menurut sejarah terpencar di beberapa daerah Sulawesi Utara seperti Molas, Malalayang, Boyong serta daerah lain. Media komunikasi yang sulit saat itu membuat pertemuan menjadi hal yang berharga dan dirayakan dengan menari tarian mahambak. Tarian mahambak memiliki arti bergembira dan bersukacita yang juga mengandung nilai persatuan dan kebersamaan. Tari Tumatenden Nama tarian Sulawesi Utara selanjutnya adalah tari tumatenden yang diangkat dari cerita rakyat Minahasa. Tarian ini bercerita tentang kisah cinta seorang petani dengan bidadari yang kemudian dikemas dalam bentuk tarian diiringi dengan musik tradisional tanpa dialog. Jika dilihat dari fungsi, tarian ini berguna sebagai hiburan atau pertunjukkan masyarakat, Gerakan dalam tarian memberi gambaran tentang kehidupan dalam cerita sehingga bisa lebih mudah dimengerti sekaligus dinikmati. Tari Tatangesan Tari tatangesan adalah tarian di Sulawesi Utara yang bercerita tentang perjuangan masyarakat desa ketika melawan bajak laut Mindanou yang datang dari perairan Filipina. Bajak laut tersebut sering mengganggu aktivitas masyarakat sehingga semangat untuk melawan para bajak laut dikobarkan dengan syair dan lagu berjudul kiting kiting. Gerakan dalam tarian ini merupakan perpaduan unsur nilai sejarah dengan tradisi kebudayaan masyarakat Minahasa yang dituang dalam 9 karakteristik gerakan berpadu dengan musik etnis khas Minahasa dengan pola komposisi dasar 3 nada. Tarian biasanya dilakukan 9 orang atau lebih oleh wanita dan pria dengan iringan alat musik seperti suling bambu, kolintang, tambur, momongan dan juga tetengkoren. Tari Pasasanggarama Ini merupakan tarian di Sulawesi utara yang lebih tepatnya berasal dari Kabupaten Talaud. Tarian tradisional ini diangkat dari cerita masyarakat Talaud untuk menggambarkan tatanan hidup sosial dulu kala sehingga terkenal dengan semboyan kebersamaan, sansiote sampate pate”. Unsur kebersamaan kemudian diekspresikan dalam gerakan dari para penari beserta musiknya. Kata pasasanggarama sendiri berarti saling memberikan tumpangan antara yang satu dengan yang lain. Ketika ditampilkan, tarian Sulawesi utara ini dilakukan 24 pasang pria dan wanita yang diiringi alat musik tradisional seperti tambur, gitar dan keroncong. Tari Mokosambe Tarian asal Sulawesi Utara ini berasal dari Bolaang Mengondow yang diciptakan Hazard Simanon dan sumbe cerita rakyat Bapak Bernard Ginupit. Tarian ini diangkat dari kisah 7 putri atau bidadari yang turun dari khayangan untuk mandi di lereng Gunung Kamasaan di Kec. Sang Tombolang Bolaang Mongondow. Salah satu sayap dari putri tersebut direbut putra Raja bernama Mokosambe sehingga putri bernama Bua Poyandi tidak bisa kembali ke khayangan. Putri kemudian dipersunting Mokosambe dan ada juga penghuni goa yang ternyata memiliki niat sama untuk mempersunting putri bungsu dan akhirnya kisah tersebut dijadikan sebuah tari bernama tari mokosambe. Tari Maengket Tarian maengket Sulawesi Utara lebih tepatnya berasal dari Manado dimana maengket berarti engket yakni mengangkat tumit kaki naik turun. Dengan tambahan ma di depan kata engket, maka bisa diartikan sebagai menari dengan naik dan turun. Ini menjadi tarian tradisi masyarakat Minahasa yang masih ada hingga sekarang dan sudah dikenal sejak masyarakat Minahasa mengenal pertanian. Dulu tari ini dilakukan ketika panen sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan. Tari maengket terdiri dari 3 babak yakni Maowey Kamberu, Marambak dan juga Lalayaan. Maowey kamberu merupakan tarian yang dilakukan untuk ucapan syukur atas panen berlimpah. Sedangkan marambak merupakan tarian yang memperlihatkan semangat bergotong royong sekaligus menjadi lambang muda mudi Minahasa yang sedang mencari pasangan. Tari Gunde Tari gunde merupakan tarian Sulawesi utara lebih tepatnya dari daerah Sangihe yang biasa ditarikan oleh para wanita dengan gerakan khas serta musik tradisional. Dalam bahasa setempat, gunde memiliki arti pelan atau lambat yang terlihat dari gerakan lemah gemulai dalam tarian ini sebagai lambang kesucian dan kelembutan seorang wanita. Untuk masyarakat Sangihe, tarian ini menjadi tarian yang sakral dan memiliki filosofi tersendiri untuk mereka. Dulu tarian ini digunakan untuk penyembahan pada Genggona Langi yakni sang pencipta alam yang juga menjadi tarian istana karena sering dipertunjukkan di lingkungan istana. Para penari akan melewati proses seleksi sehingga hanya penari terbaik yang bis menarikan tarian daerah Sulawesi Utara ini dan harus masih gadis. Para penari nantinya akan memakai busana adat yang disebut dengan Laku Tepu terdiri dari baju panjang dan kain sarung khas Sangihe. Untuk rambut akan digelung dan dihiasi dengan mahkota kecil. Sementara untuk aksesoris menggunakan anting, gelang, kalung dan kain selempang serta membawa sapu tangan selama melakukan gerakan tarian.

TarianSulawesi Tenggara Lengkap Beserta Gambar & Penjelasannya, seperti Tari Dinggu, Lumense, Moida-Ida, Gelangi Lariangi Mowindahako, Malulo, Umoara & Mangaru

- Tari Bosara atau Tari Paduppa Bosara merupakan tari tradisional di Makassar, Sulawesi Selatan. Berdasarkan jurnal Makna dan Nilai Tari Paduppa dalam Tradisi Suku Budgis di Kabupaten Soppeng 2019 oleh Anisah Aah, tari Bosara adalah tari untuk menyambut tamu kehormatan yang datang ke Bosara menggambarkan bahwa orang bugis jika kedatangan tamu senantiasa menghidangkan bosara sebagai tanda kesyukuran dan kehormatan. Pada zaman dahulu, tarian ini dibawakan untuk menjamu raja-raja dengan suguhan kue-kue tradisional. Selain itu juga ditammpilkan pada berbagai pesta seperti persat perkawinan. Baca juga Tari Joget Lambak, Tarian Tradisional Kepulauan Riau Bosara sendiri adalah piring khas suku bugis Makassar. Dibuat dari besi dan dilengkapi dengan penutup khas yaitu dibalut kain berwarna terang. Bosara biasanya diletakkan di meja dalam rangkaian acara tertentu, khususnya yang bersifat tradisional dan sarat dengan nilai budaya. Selain diletakkan di meja pada acara resmi pemerintahan sebagai simbol, bosara juga sebagai rpoperti tarian yang cukup Bosara merupakan peninggalan budaya khas Sulawesi Selatan dari zaman Kerajaan Gowa dan Bone. Kue-kue yang biasanya disajikan dengan menggunakan bosara adalah kue Cucur, Brongko, Kue Lapis, Biji Nangka, dan lainnya. Baca juga Tari Tandak, Tari Tradisional Riau Pertunjukan tari Bosara Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, berikut gerak tari Bosara Gerakan kepala sesuai dengan arah tangan bergerak Gerakan tangan seperti mengikat bosara Gerakan badan ke kanan dan ke kiri sesuai gerak tangan Gerakan kaki berjinjit bergantian sesuai hitungan Dalam tari Bosara, dibawakan oleh penari perempuan dengan jumlah ganjil. Pakaian yang digunakan adalah Baju Bodo, sarung sutra, bando bunga, anting, gelang, dan kalung. Properti yang harus dibawa oleh penari adalah bosara yang berisi beras, bunga, dan benno makanan ringan dari biji jagung. Sedangkan untuk alat musik yang digunakan berupa suling, gendang, kuik, dan kecapi. Baca juga Tari Musyoh, Tarian Sakral Untuk Menenangkan Arwah Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Denganbegitu admin perpustakaan online mencoba menjelaskan beberapa tarian tradisional yang ada di Sulawesi Barat. Daftar Isi Tarian Tradisional Sulawesi Barat : 1. Tari Bulu Londong. 2. Tari Map Pande Banua (Macceraq Banua). 3. Tari Pattudu. 4. Tari Salabose Daeng Poralle. 5. Tari Bamba Manurung. 6. Tari Toerang Batu. 7. Tari Sayyang Pattuqduq.
Daftar Isi 1. Tari Kipas Pakarena 2. Tari Ma'badong 3. Tari Pattennung 4. Tari Manimbong 5. Tari Ma'randing 6. Tari Pa'gellu 7. Tari Pajoge 8. Tari Pakkuru Sumange 9. Tari Gandrang Bulo 10. Tari Paduppa Bosara 11. Tari Pa'bitte Passapu 12. Tari Sere Bissu Maggiri 13. Tari Salonreng 14. Tari Pa'pangngan Makassar - Ada banyak macam tarian daerah Sulawesi Selatan Sulsel. Tari-tarian tersebut menggambarkan ragam ciri khas baik dari segi sosial masyarakat, suku, budaya, agama, peribadatan, maupun Universitas Hadanuddin Unhas, Dr Firman Saleh mengatakan tarian daerah Sulawesi Selatan merupakan identitas yang sangat penting untuk dijaga. Tari menggambarkan karakter suatu suku atau yang berasal dari Sulawesi Selatan, menurutnya berbeda dari daerah lain. Memiliki gerakan yang lembut, terutama pada suku Bugis-Makassar. "Beda dengan tarian tradisional di daerah lain. Tarian itu mengikuti irama dari musiknya. Kalau kita lihat di Sulawesi Selatan khususnya Bugis-Makassar itu, bagaimanapun kerasnya musiknya gerakan tariannya tetap lembut. Karena begitulah karakter Bugis-Makassar. Bagaimana pun keadaan dia tetap tenang menghadapi situasi yang ada," jelasnya kepada detikSulsel, Selasa 12/4/2022.Berikut 14 tarian daerah Sulawesi Selatan yang dirangkum detikSulsel1. Tari Kipas PakarenaSalah satu tarian daerah Sulawesi Selatan adalah Tari Kipas Pakarena. Tarian ini sering ditampilkan untuk mempromosikan pariwisata daerah Sulawesi Pakarena bahkan menjadi salah satu ikon kebudayaan Sulawesi Selatan. Dilansir dari Peta Budaya Belajar Kemdikbud, pada masyarakat suku Makassar pada masa lampau, tarian Pakarena ini dipertunjukkan sebagai salah satu media pemujaan kepada para dewa. Keindahan serta keunikan gerak tari Pakarena ini kemudian lambat laun menjadi media ini biasanya dipentaskan oleh 4 penari dan diiringi dengan alat musik berupa gandrang dan puik-puik. Dari gerakan dalam tarian yang dipentaskan oleh 4 penari wanita tersebut memiliki beberapa filosofi yang menceritakan mengenai kisah dalam tarian ini merupakan gambaran dari perempuan Gowa yang setia dan patuh pada suami dan laki-laki. Terdapat makna tersendiri pada tiap pola gerakan. Contohnya seperti gerakan penari berputar searah jarum jam. Gerakan ini mencerminkan siklus kehidupan Tari Ma'badongmabadong di rambu solo toraja Foto Muhammad Taufiqqurrahman/detikTravelTarian daerah Sulawesi Selatan lainnya adalah Tari Ma'badong. Tarian ini merupakan tarian kedukaan dari suku ini menjadi bagian dari ritual Badong dalam pesta atau upacara Rambu Ma'badong adalah gerakan tarian yang dilakukan untuk menghibur keluarga jenazah. Tarian ini dapat dilakukan oleh keluarga jenazah, rekan, tetangga ataupun orang Badong atau pa'badong akan menggerakkan semua anggota tubuhnya. Mulai dari bahu maju-mundur hingga kedua lengan diayunkan serentak ke depan dan ke para peserta membawakan tarian ini dalam formasi melingkar. Para penari saling berpegangan dengan mengaitkan jari kelingkingnya. Pada umumnya pa'badong adalah pria dan wanita yang sudah setengah baya itu akan dipimpin oleh Ambe' Badong laki-laki dan Indo' Badong perempuan.Dikutip dari jurnal Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar dengan judul "Ritual Ma'badong Suku Toraja di Desa Bolu Kecamatan Rantepao Kabupaten Toraja Utara" mengaitkan jari kelingking antara penari lainnya memiliki makna tersendiri. Yakni saling berpegangan pundak untuk menunjukkan rasa persatuan dalam merasakan duka terhadap keluarga jenazah yang Tari PattennungTari Pattennung merupakan tarian daerah Sulawesi Selatan yang berasal dari suku Bugis. Tarian ini menggambarkan kesabaran dan ketekunan wanita Bugis dalam penari Pattennung memakai baju bodo panjang, curak lakba, lipaq sabbe sarung, dan hiasan bangkara, ponto, danrante ma'bule, yang merupakan pakaian tradisional Sulawesi Selatan. Sementara properti yang digunakan yakni berupa sarung dalam bahasa Bugis diartikan sebagai orang yang menenun. Karena itu, Tari Pattennung ini mengisyaratkan kesabaran, ketekunan, dan ketelitian dalam proses dari Jurnal Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Selatan yang berjudul "Tari Pattennung di Sulawesi Selatan", disebutkan bahwa Tari Pattennung ini merupakan tari kreasi yang umumnya ditampilkan pada momen suka cita seperti penjemputan tamu, acara pesta adat, ataupun dalam kegiatan perlombaan dan pementasannya, Tari Pattennung biasanya dilakukan oleh 6 orang penari atau dalam jumlah genap. Gerakan tari yang dilakukan secara berkelompok ini akan menyuguhkan seni yang indah dan selaras dengan Tari Pattennung, gerak gemulai bukan hanya berupa tarian semata melainkan di dalamnya mengandung nilai-nilai luhur. Mulai nilai ketekunan, kesabaran, nilai keindahan, kerja keras, dan Tari ManimbongTari Manimbong Foto Direktorat PariwisataTari Manimbong merupakan tarian yang berasal dari suku Toraja, Sulawesi Selatan. Masyarakat suku Toraja melakukan Tari Manimbong untuk merayakan suka cita atau sebagai ungkapan Tari Manimbong hanya ditampilkan pada upacara adat Rambu Tuka'. Biasanya tarian ini dipertunjukkan di acara adat seperti pernikahan atau peresmian rumah adat Tongkonan yang baru atau yang selesai ini juga dianggap sebagai suatu ibadah oleh masyarakat suku Toraja. Hal tersebut karena menurut kepercayaan suku Toraja, tarian ini merupakan doa-doa pengucap pementasannya, Tari Manimbong dilakukan oleh 20 hingga 30 orang yang semuanya merupakan penari pria. Tarian dilakukan saling beriringan dengan Tari Ma'dandan yang merupakan bentuk tarian pemuja dan ungkapan rasa syukur yang dilakukan oleh kaum wanita suku Tari Ma'randingTari Ma'randing adalah sebuah tarian yang dipersembahkan pada upacara kematian laki-laki bangsawan di Toraja. Tarian daerah Sulawesi Selatan ini juga masih berkaitan dengan upacara Rambu Solo. Namun, tarian ini biasanya dibawakan saat pemakaman besar untuk mereka yang berkasta lebih tinggi bangsawan.Dalam tarian ini para penari menggunakan pakaian perang dan senjata tradisional. Tari ini secara mendasar adalah sebuah tari partriotik atau tari dari Kikomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual RI, dijelaskan kata ma'randing berasal dari kata randing yang berarti "mulia ketika melewatkan". Tari ini menunjukkan kemampuan dalam memakai senjata tradisional Sulawesi Selatan dan menunjukkan keteguhan hati serta kekuatan seseorang yang meninggal selama Ma'randing dibawakan oleh beberapa orang yang setiap orangnya membawa perisai besar, pedang dan sejumlah objek menyimbolkan beberapa makna. Perisai yang dibuat dari kulit kerbau bulalang yang menyimbolkan kekayaan, karena hanya orang kaya yang memiliki kerbau sendiri. Pedang doke, la'bo' bulange, la'bo' pinai, la'bo' todolo menunjukkan kesiapa untuk perang, yang menyimbolkan Tari Pa'gelluTari Pa'gellu. Foto Dispar Toraja UtaraTari Pa'gellu merupakan salah satu tarian daerah Sulawesi Selatan. Tarian ini berasal dari suku Toraja yang berorientasi pada hiburan. Biasanya dibawakan untuk menyambut tamu, perkawinan, pesta rakyat, dan dari laman Dispar Toraja Utara, Pa'gellu atau Ma'gellu dalam bahasa setempat berarti menari-nari dengan riang gembira sambil tangan dan badan bergoyang dengan gemulai, meliuk-liuk Pa'gellu atau terkenal dengan sebutan Pa'gellu Pangala ini pertama kali diciptakan oleh Nek Datu Bua', yakni pada saat kembali dari medan peperangan yang kemudian dirayakan dengan menari penuh sukacita. Pada waktu itu belum ada alat musik gendang sehingga mereka menggunakan lesung sebagai pengiring tarian Pa'gellu tidak ada batasan jumlah penari dan baik perempuan maupun laki-laki dapat mengikuti tarian ini. Hingga kini tidak ada yang tahu pasti tahun diciptakannya tarian ini. 7. Tari PajogeTari Pajoge adalah tari tradisional yang berasal dari Bone, Sulawesi Selatan. Tarian ini konon awalnya merupakan hiburan bagi kalangan istana atau juga kediaman para penarinya adalah gadis yang berlatar belakang kalangan rakyat biasa. Tiap penari membawakan tarian seorang diri sambil menyanyi kemudian mencari pasangannya dari kalangan penonton. Nantinya sang gadis akan memberi daun sirih pada lelaki yang telah dipilihnya. Lelaki itu akan menari bersama sang dari Kikomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual RI, istilah Pajoge memiliki tiga makna sekaligus. Dari kata joge yang artinya sebuah tarian, kata pa' joge untuk menyebut penari, sekaligus sebagai sebuah penarinya, awalnya Tari Pajoge dibedakan menjadi dua yaitu Pajoge Makkunrai dan Pajoge Angkong. Pajoge Makkunrai dipentaskan oleh para gadis, sedangkan Pajoge Angkong dipentasan oleh penari waria. Dari keduanya, Pajoge Makkunrai lebih berkembang dan lebih banyak dipentaskan sampai saat pada Tari Pajoge Makkunrai diantaranya adalah gerakan tettong mabborong berkumpul, mappakaraja penghormatan, mappasompe pemberian hadiah, ballung, mappacanda bergembira, matteka menyeberang, massessere mengelilingi, majjulekkalebba melangkah lebar, mattappo menebar, maggaliomeliukkan badan, mappaleppa bertepuk tangan, dan massimang pamit.Gerakan utama yang menjadi perhatian penonton adalah gerakan ballung, di mana penari akan merebahkan badan mendekati penonton yang akan melakukan mappasompe. Gerakan ini akan dikawal oleh pangibing. Sebelumnya, pangibing membawa sekapur sirih dan menyodorkannya kepada penonton yang telah mengutarakan ketertarikannya pada penari Pajoge. 8. Tari Pakkuru SumangeTarian Pakkuru Sumange merupakan tari yang berasal dari Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Tari Pakkuru Sumange ini memiliki arti memanggil sukma untuk hidup damai, diberkahi, tenang, dan mendapatkan rezeki dari Kikomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual RI, nama Pakkuru Sumange berasal Bahasa Bugis yaitu Mappakkuru Sumange yang artinya sukma. Sehingga Pakkuru Sumange dapat diartikan sebagai tarian yang memanggil ini merupakan tari tradisional yang bersimbol tentang kehidupan, kedamaian, serta rezeki yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Pakkuru Sumange biasanya dipertunjukkan untuk menyambut tamu dan meminta doa restu saat untuk menyelenggarakan suatu acara. Selain itu juga, tarian ini menyimbolkan lambang persahabatan dan Pakkuru Sumange ini memiliki ragam gerak yang sederhana. Secara keseluruhan, Tari Pakkuru Sumange ini memiliki gerakan lemah lembut dan gemulai dan memiliki makna setiap gerak, yang diiringi oleh musikserta lagu Ati Raja. Tarian ini bisa dikategorikan ke dalam jenis tarian wanita dan terdiri dari enam anggota Tari Gandrang BuloTari gandrang bulo ini adalah salah satu tarian yang berasal dari Sulawesi Selatan yang masih dilestarikan. Biasanya tarian dibawakan saat pesta dari Kikomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual RI, kata Gandrang bulo berasal dari dua kata, yaitu "gandrang" yang berarti tabuhan atau pukulan dan "bulo" yang berarti ini merupakan simbol keceriaan lantaran didalamnya diselipkan berbagai humor yang membuat para penontonnya tertawa, oleh karena itulah maka para penari yang membawakan tarian ini harus terlihat awalnya Ganrang Bulo sebenarnya sekadar tarian yang diiringi oleh gendang. Seiring waktu, tarian ini diiringi pula lagu-lagu jenaka, dialog-dialog humor namun sarat kritik dan ditambah gerak tubuh yang mengundang Tari Paduppa BosaraPaddupa Bosara merupakan tarian daerah Sulawesi Selatan, yang dibawakan untuk menyambut tamu kehormatan. Tarian ini menggambarkan bahwa orang Bugis senantiasa menghidangkan Bosara sebagai tanda kesyukuran dan kehormatan saat kedatangan bosara sendiri merujuk kepada satu kesatuan utuh yang terbagi di dalam piring. Yang mana Piring tersebut di atasnya di beri alas berupa kain rajutan dari wol, kemudian di atasnya juga ditempatkan piring untuk tempat menyimpan kue dan tutup Tari Paddupa Bosara berasal dari bahasa bugis duppa yang artinya bertemu, menjemput atau berjumpa. Bosara sendiri merupakan piring dan tudung saji khas suku bugis-Makassar di Sulawesi Selatan, sebagaimana dikutip dari Kikomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Paddupa Bosara ini adalah tari kebesaran Suku Bugis-Makassar. Pada masa lampau perempuan dianggap bahwa letak malunya atau siri' ada di bagian wajahnya. Tari Paddupa kemudian hadir untuk memberi makna bahwa kecantikan bukanlah hal utama dan yang terpenting, melainkan dari hati atau wirasa yang dipancarkan oleh si Tari Pa'bitte PassapuPa'bitte Passapu. Foto ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/pras/17Tarian daerah Sulawesi selanjutnya adalah Pa'bitte Passapu. Tarian ini berasal dari masyarakat adat Ammatoa Kajang, Kabupaten adat ini tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Disebutkan dari laman Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Kemdikbud RI, tarian ini berawal dari masyarakat etnis Makassar terdahulu, termasuk kaum bangsawan yang menggemari permainan sabung ekspresi keberanian seseorang bisa tampak dari sabung ayam. Maka dari itulah banyak anak raja dan pengawal istana terjun ke arena sabung ayam hanya untuk menunjukkan keberanian mereka, yang dibarengi dengan setelah Islam masuk di Kerajaan Gowa yang menjadi induk kerajaan Makassar secara perlahan menghilangkan budaya sabung ayam. Sabung ayam dianggap sebagai judi, juga penyiksaan terhadap pun mencari hal lain yang bisa diadu untuk menghibur diri sekaligus menyalurkan minat mereka. Sehingga terciptalah tarian Pa'bitte Passapu yang menyabung sapu tangan passapu.Pada tarian ini, sapu tangan dianggap sebagai ayam yang disabungkan. Trian Pa'bitte Passapu kini menjadi tarian untuk menjemput tamu adat atau acara pernikahan. Tarian ini diiringi nyanyian dan alat musik sembari menyabung sapu tangan atau pun ikat Tari Sere Bissu MaggiriTari Sere Bissu Maggiri merupakan tarian daerah sulawesi Selatan lainnya yang menjadi salah satu warisan budaya. Tarian ini berasal dari Kabupaten dari Warisan Budaya Tak Benda Kemdikbud RI, tarian ini diperkirakan sudah ada sejak zaman pemerintahan raja Bone Ke 1, yang bergelar To Manurungeng Ri ini beranggotakan 12 orang bissu dan memiliki tujuh ragam gerak. Setiap ragam geraknya mempunyai makna tertentu sesuai dengan pola dan ini juga biasa disebut sebagai tari memangil roh. Selain itu juga berfungsi sebagai sarana dalam pelaksanaan upacara adat yang bersifat magis dan religius, seperti pada upacara adat Mattompang Arajang, upacara pencucian benda-benda kerajaan, upacara adat perkawinan dan upacara kelahiran keluarga Sere Bissu Maggiri adalah sebuah tarian yang dipertunjukkan oleh seorang bissu, oleh karenanya tarian ini dikenal pula dengan nama tari mabbissu. Maggiri sendiri berarti menusuk-nusukkan keris ke tubuh bissu, terutama ke daerah-daerah yang vital seperti leher, perut, dan pergelangan bissu yang melakukan pertunjukan tarian ini dianggap kemasukan roh dan mendapat kemampuan kebal pada senjata Tari SalonrengTarian daerah Sulawesi Selatan selanjutnya adalah Tari Salonreng. Tarian ini berasal dari suku Makassar. Tari Salonreng dapat dijumpai di berbagai daerah yang didiami oleh etnik atau suku Makassar, salah satunya Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, dan atau riwayat Tari Salonreng hanya diketahui lewat cerita leluhur yang bersifat mitos. Dilansir dari Kimomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual RI, berdasarkan mitos yang diyakini masyarakat suku Makassar, kata Salonreng berasal dari kata "sa" berarti pelaku gerak orang yang bergerak dan lonre ma'lonre-lonre yang artinya Salonreng dapat berarti tari yang dilakukan secara berkelompok. Sementara itu, pengertian Salonreng yang lain berasal dari kata Salonreng berarti selendang. Hal ini diperkuat dengan pemakaian selendang sebagai properti atau perlengkapan khas yang dipakai oleh para penari Salonreng dipercaya berasal dari sebuah mitos dari zaman kerajaan Gowa abad XVII. Pada masa itu, masyarakatnya masih menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Tari ini merupakan tari pemujaan kepada Batara dewa penguasa bumi dan langit, serta pemujaan pada arwah Tari Salonreng biasanya adalah wanita dewasa. Namun, ada pula yang dipentaskan oleh gadis remaja. Gerakan Tari Salonreng sederhana dengan menggunakan properti selendang, dan mengenakan baju bodo dan sarung sutera. Iringan Tari Salonreng adalah gendang, serunai dan Tari Pa'pangnganTari Pa'pangngan adalah tarian yang berasal dari Toraja, Sulawesi Selatan. Tarian ini dilakukan oleh gadis-gadis cantik memakai baju hitam atau gelap dan menggunakan ornamen khas Toraja seperti laman Kimomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual RI, kata panggan berarti sirih. Penawaran sirih ini menunjukkan nilai menegaskan bahwa para tamu telah diterima dan dianggap sebagai bagian dari masyarakat ini secara simbolis diungkapkan oleh masing-masing penari memegang sirih pangngan yang ditempatkan dalam kantong di depan mereka. Kantong tersebut dikenakan oleh wanita lansia kebanyakan di desa-desa dan mengandung bahan untuk sirih mengunyah sirih pinang campuran. Simak Video "Adu Luwes Menari Tradisional, Jakarta" [GambasVideo 20detik] asm/hmw
Tarianadat tradisional daerah Sulawesi Tengah (Sulteng) dan gambar serta keterangan (penjelasannya) adalah informasi seputar budaya yang menjadi bagian dari negara Indonesia. Sama dengan tarian Sulawesi lainnya, tarian dari Sulawesi Tengah juga mempunyai ragam cerita. Dari mulai cerita rakyat, cerita perjodohan sampai cerita penyamnutan tamu dan
Jumlah Pengunjung 55,100 Tari adat tradisional dari Sulawesi Tenggara – Seni tari sangat erat dengan budaya masyarakat di Indonesia. Ratusan suku bangsa di Indonesia masing-masing mempunyai kebudayaannya yang khas. Kebudayaan berkesenian mengekspresikan rasa dan agama. Tari adat tradisional dari Sulawesi Tenggara adalah budaya Indonesia yang harus dilestarikan terus ada sampai kapan pun. Dari Sabang sampai Merauke, beraneka ragam seni tari yang dimiliki sebagai kekayaan budaya. Tari menjadi salah satu seni yang paling tua dan paling banyak macamnya. Suku Tolaki, Suku Buton, Suku Muna, dan Suku Moronene membentuk keunikan budaya di Sulawesi Tenggara. Berikut ini kita akan menyajikan ragam tari adat tradisional dari Sulawesi Tenggara yang harus kalian ketahui. 1. Tari Balumpa Tari balumpa – Sumber Balumpa adalah tari adat tradisional dari Sulawesi Tenggara tepatnya di Kabupaten Wakatobi. Tari balumpa adalah tari yang menggambarkan kegembiraan masyarakat nelayan di Pulau Binongko. Tari balumpa berfungsi sebagai tari penyambutan dan sering tampil di pertunjukan seni. Sebagai tari penyambut tamu, gerakan tari balumpa mengandung makna rasa gembira, kelemahlembutan, dan keramahtamahan masyarakat Binongko. Tari balumpa ditarikan oleh 6-8 penari perempuan, namun ada juga yang ditarikan secara berpasangan dengan penari laki-laki. 2. Tari Malulo Tari Adat Tradisional Dari Sulawesi Tenggara – tari malulo – Sumber Tari malulo atau bisa disebut dengan lulo adalah tari adat tradisional dari Sulawesi Tenggara dari Suku Tolaki di Kendari. Tari persahabatan yang ditujukan untuk muda-mudi sebagai ajang pencarian jodoh. Lulo mencerminkan bahwa Suku Tolaki cinta damai dan mengutamakan persahabatan dan persatuan. Tari malulo bisa ditarikan oleh laki-laki, perempuan, remaja, dan anak-anak dengan formasi melingkar sambil berpegangan tangan serta diiringi dengan 2 gong yang berbeda ukuran dan jenis suara. Tari malulo ditampilkan pada upacara adat di Kendari. Tari malulo yang sekarang mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman seperti alunan gong diganti dengan musik elekton dan terdapat variasi dalam gerakan tarian. 3. Tari Mangaru Tari Mangaru – Sumber Tari mangaru merupakan tari adat tradisional dari Sulawesi Tenggara tepatnya di Desa Konde, Kecamatan Kambowa, Kabupaten Buton Utara. Tari mangaru menceritakan keberanian 2 laki-laki di medan perang. Hal ini tersirat jelas melalui gerakannya yakni 2 penari beradu kekuatan bersenjatakan keris di tangan. Tari mangaru menggunakan alunan musik bertempo cepat dari mbololo, kansi-kansi dan 2 kendang. Tari mangaru biasa ditampilkan pada upacara adat. 4. Tari Lumense tari lumense – Sumber Tari adat tradisional dari Sulawesi Tenggara berikutnya adalah tari lumense, tarian Suku Moronene di Pulau Kabaena, Kabupaten Bombana. Lumense diartikan mengais sambil loncat. Tari lumense dulunya sakral, sekarang digunakan untuk menyambut tamu dan pada pesta-pesta rakyat. Tari lumense menggunakan parang dan beberapa pohon pisang sebagai properti. Ditarikan oleh 12 perempuan, 6 sebagai laki-laki dan 6 sebagai perempuan. Mereka menari dinamis yang dinamakan moomani. Klimaksnya saat penari terus moomani dan menebaskan parang ke pohon pisang hingga pohonnya jatuh. Zaman dulu, tari lumense bagian dari pe-olia yaitu ritual penyembahan roh halus untuk menolak bala yang mana penarinya adalah keturunan wolia. Mereka menari dalam kondisi kesurupan sampai semua pohon pisang ditebas. 5. Tari Kalegoa Tari kalegoa – Sumber Tari Kalegoa juga menjadi salah satu daftar Tari Adat Tradisional Dari Sulawesi Tenggara yang masih sering ditampilkan. Kalego sendiri adalah istilah yang digunakan untuk menyebut sapu tangan kebesaran gadis pingitan. Bentuknya segitiga dan berhias dengan ornamen khas daerah Buton. Tari kalegoa digambarkan suka duka gadis-gadis Suku Buton saat menjalani tradisi pingitan yang disebut Posuo. Para gadis diberi petuah dan nasihat dari orang tua agar menjadi gadis yang dewasa dan matang dalam berumah tangga saat menjalani posuo. Tari kalegoa diciptakan oleh Laode Umuri Bolu ini pernah dipentaskan pada acara resepsi kenegaraan 17 Agustus 1972 di Istana Negara. 6. Tari Umo’ara Tari umo’ara, Tari Adat Tradisional Dari Sulawesi Tenggara – Sumber Salah satu tari adat tradisional dari Sulawesi Tenggara tepatnya dari Suku Tolaki adalah Tari umo’ara. Tari umo’ara adalah tari perang yang mempertunjukkan ketangkasan bermain taawu dan menangkis dengan kinia. Tari umo’ara juga melatih otot melalui hentakan kaki dan melatih ketangkasan mata. Umo’ara mempunyai arti mencoba. Di masa lalu, tari umo’ara dipentaskan untuk menyambut para prajurit kerajaan Mekongga dan Konawe setelah memenangkan peperangan. Saat ini, tari umo’ara lebih berfungsi sebagai hiburan, tari penyambutan, dan seni pertunjukan. Tari umo’ara dibawakan oleh 2-3 penari laki-laki dengan gerakan energik dan diiringi oleh gong. 7. Tari Dinggu Tari Dinggu Modern – reza_lumasono_lowa Satu lagi Tari Tradisional dari daerah Sulawesi Tenggara yang terkenal yani Tari Dinggu. Tari ini adalah tarian rakyat yang menggambarkan mengenai suasana serta aktivitas masyarakat ketika musim panen. Tari Dinggu juga merupakan Tari Masyarakat Petani Suku Tolaki di Bumi Sulawesi Tenggara karya Anthi Max. Tari Dinggu adalah salah satu tari tradisional Suku Tolaki yang kemudian dikemas dalam kreasi baru khususnya di daerah Kerajaan Mekongga di Kabupaten Kolaka. Di mana dalam tarian ini menceritakan tentang suku cita petani ketika menyambut dan melaksanakan panen padi di sawah. Tari Dinggu merupakan jenis suatu tari yang energik dan ceria menggambarkan betapa semangatnya petani memanen padi berkat keberadaan Dewi Padi atau Dewi Sri Sanggole Mbae. Di mana memberikan keberkahan atau usaha yang dilakukan serta dipercaya menjaga kesuburan padi. Tari Dinggu juga memiliki gerakan yang penuh semangat dan kekompakan. Di mana bisa dilihat melalui gerakan penari ketika menumbuk lesung dan alu secara bersamaan. ** Itulah beberapa daftar Tari Adat Tradisional Dari Sulawesi Tenggara yang biasa dipentaskan di berbagai acara tertentu khususnya acara adat dan acara kepemerintahan.
TariBaliore adalah salah satu tari dari daerah Sulawesi Tengah. Tarian Baliore menggambarkan kelincahan gadis gadis Sulawesi Tengah yang bergembira saat pesta panen tiba. Mereka menari-nari dengan lincahnya. Hentakan ritmis tetabuhan, terutama gendang semakin menambah dinamisnya tarian ini.

Sulawesi Tengah adalah sebuah provinsi yang memiliki ragam tarian daerah yang khas. Ibu kotanya adalah kota Palu dengan luas wilayahnya km², dan jumlah penduduknya jiwa. Selain dikenal dengan lagu daerahnya yang berjudul Tananggu Kaili, Sulawesi Tengah juga siap mengenalkan nama – nama tarian daerahnya, mulai dari tarian adat yang sering dilakukan, sampai dengan yang jarang dilakukan. Tarian adat daerah Sulawesi Tengah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tarian nusantara yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Dengan adanya tarian adat ini, maka secara langsung membuktikan bahwa Indonesia memang kaya akan khazanah budaya dan tidak bisa dinila dengan materi semata. Budaya seni tari sebagai warisan dari para lelhur dahulu harus dijasa sampai kapan pun juga. Kita tidak mau budaya asing menggempurnya. Harus ada proteksi untuk menghalau budaya asing. Banyak pesan moral yang disampaikan dari pertunjukan sebuah tari. Begitu pula dengan tarian adat Sulawesi Tengah ini. Ada banyak cerita dibaliknya, apakah cerita tentang kehidupan sosial, kisah asmara di zaman dahulu, atau cerita dan kisah perang yang heroik dengan properti senjata tradisional turut ditampilkan. Sebelumnya, kami sudah menulis beberapa artikel tentang kesenian tari daerah, seperti tarian adat Sulawesi Barat dan tari adat khas Maluku. Dan kami juga sudah menulis tarian adat Bali dan tarian adat Kalimantan Timur. Antara satu artikel dengan artikel yang lain kami yakin akan saling melengkapi dan menjadi arsip digital pada laman internet. Oke, langsung saja kita kupas satu persatu tentang tarian adat daerah Sulawesi Tengah. Simak berikut ini informasinya. 1. Tari Adat Doplak 2. Tari Adat Peule Cinde 3. Tari Adat Lumense 4. Tari Adat Baliore 5. Tari Adat Raego 6. Tari Adat Dopalak 7. Tari Adat Moraego 8. Tari Adat Balia 9. Tari Adat Torompio 10. Tari Adat Pajoge Sebagai Sarana Sarana Penghubung Antara Raja & Sarana Dekatkan Diri Raja Kepada Rakyat 11. Tari Adat Pamonte 12. Tari Adat Jepeng 13. Tari Adat Pontanu 14. Tari Adat Posisani 15. Tari Adat Anitu Membentuk dua deretan ke belakang Tangan penari diletakkan disebelah penari lainnya 16. Tari Adat Dero 17. Tari Adat Pepoinaya Gallery 17 Tarian Adat Daerah Sulawesi Tengah, Gambar dan PenjelasannyaRelated posts 1. Tari Adat Doplak Tari adat Doplak ini ditarikan sebanyak 7 orang penari wanita yang terdiri dari seorang yang berperan sebagai palima yaitu kepala penari. Sedang keenam penari lainnya disebut dayang-dayang. Sekilas, pesan yang disampaikan pada tari Dopalak yaitu menggambarkan bagaimana ketujuh orang tersebut datang membawa dulang, usai itu palima maju terlebih dahulu untuk menyelidiki tempat yang mengandung emas, kemudian diikuti oleh penari lainnya. Kemudian, mereka semua mulai mengambil pasir yang bercampur emas, lalu pekerjaan mendulang dimulai dengan memakai selendang sebagai penyaring. Hasil saringan berupa emas dimasukkan ke dalam dulang untuk dibawa pulang. 2. Tari Adat Peule Cinde Tari Adat Peule Cinde Silontong Tari adat Peule Cinde ada beberapa versi sejarah pada masanya sendiri. Sebenarnya, Tari adat ini persis dengan tarian yang lainnya, ada kemungkinan besar bila Tari Peule Cinde bisa berkembang di setiap era, karena penggunannya yang khusus untu penyambutan tamu terutama tamu tamu yang dianggap agung. Puncak pementasan Tari Peule Cinde adalah dengan menaburkan bunga bunga kepada para tetamunya. Untuk era kekinian, tari Paule Cinde dapat difungsikan untuk menyambut tamu seperti bupati, walikota atau gubernur dari daerah lain yang ada di pulau Sulawesi atau luar Sulawesi. 3. Tari Adat Lumense Tari Adat Lumense Blogger Tari adat Lumense merupakan sebuah tarian yang asalnya dari daerah Tokotu’a. Lumense memiliki arti sebagai terbang tinggi. Kabarnya, tari Lumense sudah ada pada jaman pra sejarah. Tetapi gerakan tari Lumense jaman sekarang, sudah tidak sama dengan Tari Lumense jaman dahulu, karena pada setiap era pasti ada perubahan, baik pada gerakan atau pada kustom yang dikenakan. Pada umumnya, Tari Lumense dilaksakan atau digelar untuk menyambut tamu pada pesta pesta rakyat. Jumlah penari yang berperan biasanya penari perempuan yang berjumlah 12 orang, 6 orang berperan sebagai laki-laki dan 6 lainnya berperan sebagai perempuan. Meski semua penari adalah kaum hawa, namun Tari Lumense merupakan tarian yang melambangkan pasangan antara pria dan wanita. 4. Tari Adat Baliore Tarian adat Baliore menceritakan tentang kelincahan gadis – gadis Sulawesi Tengah yang bergembira saat pesta panen tiba. Dalam pertunjukkannya, mereka menari-nari dengan lincahnya. Hentakan ritmis tetabuhan, terutama gendang semakin menambah dinamisnya tarian ini. Tari ini merupakan tari kreasi yang diangkat dari Dingkula. Selain gerakannya, tarian ini mempunyai keunikan pada pakaian dan aksesorisnya. Pada pakaian penari Baliore terdiri atas blus lengan pendek berwarna hijau modifikasi baju poko’ yang dihiasi dengan benang kuning. Pada bagian bawah memakai celana yang panjangnya 3/4 yang dalam bahasa Kaili disebut Puruka Pajana, berwarna hitam dihiasi benang emas. Sebagai pelapis pinggul digunakan rok pendek yang dalam bahasa Kaili disebut Ro’mbuku, warnanya merah dan kuning serta memakai ban pinggang yang dalam bahasa Kaili disebut Pende, berwarna hitam yang bersulamkan benang emas. 5. Tari Adat Raego Tari Adat Raego Sportourism Kesenia tari Raego merupakan sejenis tarian untuk menyambut kepulangan para pahlawan dari medan perang. Para pahlawan yang pulang sudah dipastikan membawa kemenangan atas musuhnya. Beberapa syarat dalam melakukan tarian ini, yaitu para penari diantaranya meminta restu kepada pemangku adat, setelah itu mencari wanita pasangan menari yang belum menikah. 6. Tari Adat Dopalak Tari Adat Dopalak diperankan sebanyak 7 orang penari wanita, seorang diantaranya berperan sebagai palima yaitu kepala penari. Keenam penari lainnya disebut dayang-dayang. Iringan musik tari Dopalak adalah seperangkat kakula, durasi waktu pertunjukkan ini biasanya kurang lebih 7 tujuh menit. 7. Tari Adat Moraego Tari adat Moraego yang berasal dari Sulawesi Tengah ini merupakan tarian yang masih udentik dengan peperangan. Penari tampil dengan tema yang mirip dengan suasan perang. Suasana heroik dipertontonkan oleh mereka kepada para penonton yang hadir. Tidak tahu apakah sekarang tarian ini masih dipertunjukkan lagi. Karena sekarang sudah tidak ada perang seperti zaman dahulu kala. Para pasukan angkatan bersenjata kita hari ini lebih kepada menjaga kedaulatan negara di daerah tertentu. Haruskah jenis tarian ini dilakukan modifikasi? 8. Tari Adat Balia Tari adat Balia etnis Tari adat Balia merupakan sejenis tarian yang erat dengan kepercayaan animism, yakni pemujaan terhadap benda keramat, khususnya yang berhubungan dengan pengobatan tradisional terhadap seseorang yang terkena pengaruh roh jahat dari alam gaib. Arti dari Balia ialah tantang dia Bali = tantang, ia = dia, yang artinya melawan setan yang telah membawa penyakit dalam tubuh manusia. Balia sendiri dinilai sebagai prajurit kesehatan yang mampu untuk memberantas atau menyembuhkan penyakit. Masuk atau tidaknya makhluk-makhluk tersebut ditentukan oleh irama pukulan alat musik tradisional Gimba gendang, Lalove seruling yang mengiringi jalannya upacara adat ini. 9. Tari Adat Torompio Tari Adat Torompio deskgram Tari adat Torompio mempunyai arti adalah “angin berputar”. Tari ini menggambarkan seorang yang sedang jatuh cinta. Ini terlihat dengan gerakan tarian yang dinamis dengan gerakan berputar-putar. Ini juga kenapa tarian ini disebut juga Torompio. Cinta yang dimaksdukan ialah gelora cinta kasih untuk semua kehidupan, seperti cinta tanah air, cinta sesama umat, cinta kepada tamu-tamu menghargai tamu-tamu dan lain sebagainya. Hanya saja, yang lebih menonjol ialah cinta kasih antar sesama remaja atau muda-mudi, sehingga tarian ini lebih dikenal sebagai tarian muda-mudi. Pada pertunjukkannya, tarian Torompio sangat ditentukan oleh syair lagu pengiring yang dinyanyikan oleh penari dan pengiring tari. Pada zaman dahulu kala, gerakan tarian ini secara spontan oleh para remaja dengan jumlah yang tidak terbatas. Tempat yang dipakai ialah halaman terbuka, seperti halaman rumah atau tempat tertentu yang agak luas. Dan undangan yang hadir, para penontonnya muda-mudi yang berdiri dan membentuk lingkaran, karena tari ini didominasi oleh komposisi lingkaran dan berbaris. 10. Tari Adat Pajoge Tari Adat Pajoge Blogger Tari adat Pajoge adalah tarian tradisional yang berasal dari lingkungan istana kerajaan dimasa lalu. Tari ini ditarikan ketika hendak pelantikan sang raja. Para penari terdiri atas tujuh orang penari wanita dan penari pria. Bisa disimpulkan, bahwa fungsi tari adat Pajoge adalah Sebagai Sarana Hiburan Hiburan adalah hak rakyat dan sebagai raja yang berkuasa di suatu wailyah sudah sewajarnya menyajikan hiburan kepada rakyatnya. Tari adat Pajoge adalah salah satu hiburan yang dibuat oleh raja di masa lagu Sarana Penghubung Antara Raja & Rakyat Dalam kehidupan biasa, mungkin ada sarana lain yang dapat menghubungkan raja dengan rakyat. Hanya saja dalam jumlah yang massal, sarana tari inilah yang bisa dipakai. Karena digelar diruang yang luas sehingga dapat menampung banyak undangan dari berbagai lapisan masyarakat. Sarana Dekatkan Diri Raja Kepada Rakyat Suasana hiburan tidalah bersifat formal karena lebih nyantai. Dalam suasana santai ini, sangat efektif dipakai untuk membangun kedekatan hubungan sang raja dengan rakyat secara emosional. 11. Tari Adat Pamonte Tari Adat Pamonte Antaranews Pamonte memiliki arti menuai padi. Tari adat Pamonte khas khas daerah Sulawesi Tengah ini menggambarkan kegiatan para petani pada saat musim panen padi tiba. Tampak mereka memetik dan menuai padi secara bergotong-royong. Pesta panen ini dikenal dengan adat vunja yakni tradisi masyarakat setempat dalam mensyukuri keberhasilan panen yang diraih bersama. Pada tarian ini tampak jelas proses pengolahan padi menjadi beras yang siap untuk dimasak. Mulai dari padi dipetik, menumbuk sampai menapis. Gerakan tari Pamonte sendiri mengikuti syair lagu yang dinyanyikan oleh seorang yang ditugaskan. Persis seorang petani, para penari memakai topi caping dalam tarian. Pakaian tari Pamonte pada umumnya terdiri dari kebaya berwarna Merah dan dihiasi dengan benang emas, serta dilengkapi dengan kerudung warna merah. 12. Tari Adat Jepeng Tari adat Jepeng adalah tarian yang unik dari tarian yang lain. Karena tarian ini bernafaskan Islam. Zaman dulu tari Jepeng cuma ditarikan oleh kaum dewasa secara berpasangan, pada acara pesta perkawinan, khitanan, syukuran dan sebagainya. Tetapi seiring perkembangan zaman, tari ini mulai dikreasikan, sehingga dapat diterapkan oleh perempuan dan pria secara berpasangan. Apakah nafas Islamnya sudah tiada lagi? Pada pagelarannya, tarian adat ini diiringi kesenian marawasi, bersama-sama dengan alat musik tradisional Indonesia lainnya seperti gambus, dan biola viol 13. Tari Adat Pontanu Tari Adat Pontanu nosararasulteng Tari adat Pontanu ini menceritakan tentang cara menenun yang dilakukan oleh gadis-gadis Kaili. Bahan yang ditenun adalah kain sarung Donggala atau yang lebih dikenal dengan Buye Sabe. Dunia mengakuinya, bahwa sarung Donggala mempunyai motif warna yang indah diperkaya dengan sulaman benang emas membuat sarung Donggala dikenal dimana-mana sebagai tenunan khas Sulawesi Tengah. Keindahan itu tidak lengkap jika hanya dilihat saja, maka pada zaman dulu dibuatlah tarian yang bernama tarian Pontanu guna mengabadikannya.. 14. Tari Adat Posisani Tari Adat Posisiani Youtube Tari adat Posisani memiliki pengertian yaitu perkenalan. Tari adat ini menggambarkan realitas kegembiraan kaum muda-mudi pada acara pesta. Semuanya mengekspresikan gembiranya bersama sambil menari dan menyanyi. Sebagian wanita menari dengan memainkan kerincing. Pada momen inilah mereka berkenalan antara satu dengan yang lainnya, kemudian mereka menemukan pasangan hidup. . 15. Tari Adat Anitu Tari adat Anitu dikenal di daerah Kulawi dan Palu Kabupaten Donggala. Jumlah penarinya mencapai 6 orang wanita. Hal yang penting diperhatikan pada formasi tarian Adat Anitu, yaitu Membentuk dua deretan ke belakang Keenam penari membuat formasi 2 dua barisan dari depan kebelakang. Siapa yang menempati posisi depan dan belakang sudah disiapkan pada mereka latihan. Sehingga sudah mahir saat pertunjukkan dan tidak terjadi kesalahan. Tangan penari diletakkan disebelah penari lainnya Posisi tangan harus serentak pada bahu penari yang berada disebelahnya. Kemudian gerakan membuka dan menutup telapak tangan juga dilakukan secara berulang – ulang. Aksi ini akan terlihat sering dilakukan pada tari ini. Selain itu, ada pula gerakan tangan seperti menumbuk dan mengayunkan kedua tangan sambil memegang ujung selendang. 16. Tari Adat Dero Nama lain tari adat Dero adalah Modero. Tari tradisional ini dikenal sebagai tari persahabatan yang biasa dilakukan banyak orang dengan formasi melingkar. Selain itu, tari ini juga dikenal sebagai tari perdamaian yang ada di Sulawesi Tengah. Hal ini terlihat jelas pada gerakan tarinya, yakni, para peserta tari saling berpegangan tangan yang menandakan rasa persatuan dan persahabatan, meskipun sebelumnya belum saling mengenal. Pada umumnya, tarian ini diiringi organ tunggal dengan dua orang penyanyi. Tari Dero bukan warisan leluhur. Seni tari ini ada ketika zaman Jepang di perang dunia ke II. Saat ini tari Dero telah dikembangkan dalam bentuk yang lebih popular bagi para pemuda sebagai sarana mencari pasangan di suatu keramaian. 17. Tari Adat Pepoinaya Tari adat Pepoinaya adalah tari pengucapan syukur atas segala berkah dan karunia yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Ada yang bilang bahwa tari ini merupakan pengembangan dari upacara adat Wurake dari Kabupaten Poso. Tari Pepoinaya memakai busana daerah Kecamatan Lore Selatan Kabupaten Poso yang disebut Baju Bada. Pakaian ini terdiri dari blus lengan pendek sebatas siku bahasa Bada Kaeva berwama merah muda yang diaplikasi dengan pita warna-warni. Pada bagian bawah, menggunakan rok bersusun dua bahasa Bada Wini berwarna biru, yang diaplikasi dengan Pita wama merah dan merah muda. Baca Pengertian Seni Tari Demkian uraian tentang tarian adat daerah Sulawesi Barat ini kami sampaikan. Semoga memberikan banyak manfaat kepada Anda. Jangan lupa share kepada teman-teman. Sampaikan kritik dan saran Anda pada kolom komentar. Gallery 17 Tarian Adat Daerah Sulawesi Tengah, Gambar dan Penjelasannya

Tariandari Sulawesi Tenggara ini merupakan tarian tradisional Suku Tolaki yang dilakukan secara massal baik pria atau wanita untuk acara pernikahan adat, panen raya dan perayaan adat lainnya. Dengan iringan alat musik tradisional dan lagu adat, para penari akan saling berpegangan tangan dan membentuk formasi lingkaran yang diwariskan turun temurun hingga sekarang. - Setiap daerah memiliki tari tradisional yang berbeda-beda termasuk juga Provinsi Sulawesi Selatan. Menyumbang kekayaan budaya bangsa Indonesia, Provinsi Sulawesi Selatan memiliki ragam tari yang masih lestari hingga juga Didik Nini Thowok Memadukan Tarian China dan Musik Hindu Beberapa tarian masih dipertunjukkan pada acara-acara khusus, maupun dipelajari di sekolah-sekolah. Baca juga Contoh Tarian beserta Pola Lantainya Berikut adalah ragam tari tradisional yang berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan yang masuk dalam daftar Warisan Budaya Tak juga Tari Hudoq Asal Dayak, Tarian Pengusir Hama Bernuansa Mistis 1. Tari Pa’bitte Passapu Tangkapan Layar YouTube/ Indonesia Tari Tari Pa?bitte Passapu yang ditarikan Sanggar Seni Budaya Turiolo Kajang. Melansir laman resmi Kemendikbud, Tari "Pa’bitte Passapu" adalah tarian adat Ammatoa Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Tari ini biasa dipertunjukkan untuk menjemput tamu adat atau pada suatu acara pernikahan. Sejarah tari ini berasal dari kebiasaan kaum bangsawan Makassar di masa lalu yang gemar menyabung ayam. Pada masa lalu, sabung ayam juga digunakan sebagai ekspresi keberanian sekaligus arena untuk bertaruh. Namun sejak masuknya Islam, budaya sabung ayam dihilangkan dan digantikan dengan tarian ini.
AdapunTari Legong yang cukup populer adalah Legong Lasem (Kraton) yang dimainkan oleh dua orang legong dan seorang condong. Selain ini, ada Tari Legong Jobog, Ledog Bawa, Kuntul, Sudarsana, Smaradahana dan lain-lain. 5. Tari Bungong Jeumpa (Aceh) Sumber Gambar: Mengenal Indonesia
Ilustrasi Mengenal Tari Pakarena, Seni Tari asal Sulawesi Selatan. Sumber adalah sebuah negara yang kaya akan keberagaman seni dan budayanya. Salah satu cabang seni pertunjukan yang beragam di Indonesia adalah seni tari. Seni tari tradisional pada masing-masing wilayah di Indonesia memiliki keunikannya tersendiri dengan berbagai gerakan, iringan tari, properti, dan pakaian tari yang mendapat pengaruh dari budaya daerah asal. Salah satu seni tari yang terkenal di Indonesia adalah Tari Pakarena yang berasal dari daerah Sulawesi Selatan. Tari Pakarena adalah tarian yang terkenal karena keindahan dan keunikan gerakannya. Supaya lebih mengenal Tari Pakarena, kita akan membahas Tari Pakarena dalam artikel berikut ini. Ilustrasi Mengenal Tari Pakarena, Seni Tari asal Sulawesi Selatan. Sumber Tari Pakarena dari Sulawesi SelatanBerikut ini adalah penjelasan mengenai Tari Pakarena yang bersumber dari buku Seni Budaya dan Keterampilan SD 4 oleh Dedi Nurhadiat 2008 44-45.Tari Pakarena berasal dari Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Ada sebuah cerita di balik tarian ini, yaituPada suatu hari Bata Guru datang ke dunia. Dia mengajarkan kepada manusia tata cara kehidupan seperti bertani, bertenun, dan adat istiadat. Sebagai tanda terima kasih atas ajaran yang telah diberikan, manusia mempersembahkan tarian kepada Batara Guru. Tarian tersebut berisi tata cara kehidupan yang diajarkan Batara Guru kepada dari situs dalam pementasannya, Tari Pakarena dimainkan oleh 4 penari dengan diiringi alat musik berupa gandrang dan puik-puik. Gandrang adalah alat musik yang terbuat dari kepala drum sedangkan puik-puik adalah alat musik tiup yang mirip dengan seruling. Pakaian penari Pakarena terdiri atas simak-simak ikat lengan, tiger'ro tedong leher kerbau atau gelang panjang, gelang caddi gelang kecil, geno kalung, kipassa kipas, bunga warna-warni, baju baju pendek atau panjang, selendang, dan lipa sab'be kain sutra.Untuk hiasan kepalanya terdiri dari kutu-kutu semacam bando, bunga pute kuncup melati, sanggul simpolong tettong konde berdiri, dan bangkara anting-anting.Demikian penjelasan mengenai Tari Pakarena, seni tari asal Sulawesi Selatan. Semoga dapat menambah wawasan anda mengenai seni tari tradisional di Nusantara. Semoga kita semua dapat melestarikan kesenian tari tradisional sebagai bagian dari kekayaan tradisi di Indonesia. IND BeberapaKumpulan Tarian Adat Daerah Sulawesi Selatan Ada banyak sekali tarian daerah ini. Pada kesempatan kali ini kami hanya sampaikan beberapa saja dahulu dan akan kami lakukan penambahan dikemudian hari. Selamat membaca! 1.Tari Adat Pa'gellu Ilustrasi (IndonesiaKaya)
Tarian adat dari daerah Sulawesi Selatan sangat menarik untuk dibahas pada kesempatan kali ini. Pembahasan agar lebih lengkap maka kami hadirkan informasi terkait lainnya, seperti gambar dan penjelasannya yang ditemukan dari berbagai sumber. Tari yang ada di wilayah propinsi Sulawesi Selatan banyak mengandung pesan yang disampaikan secara tersirat mengenai realitas masyarakat setempat, baik kehidupan pribadi maupun sosial masyarakat. Sulawesi Selatan yang beribukotakan Kendari ini mempunyai kesenian tari tradisional yang bisa dibilang lengkap. Hanya saja volume pertunjukkannya ada yang mengalami penurunan intensitas. Tidak tahu apa penyebabnya, apakah karena invasi budaya asing atau memang lemahnya kesadaran generasi sekarang. Untuk pelestarian tari, maka dibutuhkan strategi yang tepat sasaran. Pemerintah dan masyarakat umum harus menjalin kerjasama yang baik demi eksistensi kebudayaan nusantara ini. Tarian Sulawesi Selatan datang dari daerah 15 kabupaten dan 2 kota, salah satunya kota Kendari. Ada isu pemekaran di daerah Sulawesi Tenggara menjadi dua propinsi. Namun sampai saat ini belum juga terealisasi. Mengulas kesenian tari yang ada di daerah – daerah, maka akan lebih baik jika melakukan perbandingan studi komparatif antara satu daerah dengan daerah yang lain. Karenanya, kami sudah menulis beberapa waktu yang lalu tentang tarian adat Sulawesi Barat, tarian adat Sulawesi Tengah dan tarian adat Sulawesi Utara serta tarian adat Sulawesi Selatan. Hal ini berguna untuk Anda yang ingin secara lengkap mengetahui kebudayaan tari yang ada di pulau Sulawesi. Beberapa Tarian Adat Daerah Sulawesi Tenggara Yang Pernah Ada 1. Tari Adat Dinggu 2. Tari Adat Mowindahako 3. Tari Adat Umoara 4. Tari Adat Malulo 5. Tari Adat Galangi 6. Tari Adat Lariangi 7. Tari Adat Lumense 8. Tari Adat Moida-ida 9. Tari Adat Balumpa 10. Tari Adat Mangaru 11. Tari Adat Lulo Akankah Tarian Adat Daerah Sulawesi Selatan Tetap Ada? Gallery 11+ Tarian Adat Daerah Sulawesi Tenggara, Video dan Gambar Serta PenjelasanRelated posts Beberapa Tarian Adat Daerah Sulawesi Tenggara Yang Pernah Ada Data berikut ini merupakan hasil rangkuman dari sumber – sumber yang kami dapatkan. Selamat menyimak! 1. Tari Adat Dinggu Tari Adat Dinggu Youtube Tari adat Dinggu adalah tarian rakyat yang menggambarkan sifat kegotongroyongan masyarakat Tolaki ketika musim panen padi. Pada umumnya, tarian ini ditampilkan oleh penari laki-laki dan wanita dengan memakai busana petani pada zaman dahulu. Merujuk pada sejarah, seni tari ini berawal dari kebiasaan masyarakat Tolaki yang melakukan panen padi dengan cara bergotong-royong. Usai proses panen padi selesai dan terkumpul semua, maka dilaksanakan sebuah acara Modinggu, yaitu bersama-sama menumbuk padi hasil panen. Proses ini melibatkan kaum pemuda dan pemudi yang ada. 2. Tari Adat Mowindahako Tari adat Mowindahako dilaksanakan hanya bagi bangsawan atau anakia, tidak semua lapisan masyarakat dapat melaksanakannya. Syarat pelaksanaannya apabila suatu pinangan mereka sudah diterima. Sebagai wujud rasa senang digelarlah tarian Mowindahako. Tarian ini persis dengan kegiatan pada saat upacara adat perkawinan. Seperti memakai kalo, siwole dan menirukan model percakapan antara juru bicara laki-laki dan perempuan. 3. Tari Adat Umoara Tari Adat Umoara Youtube Tari adat Umoara ialah salah satu tarian tradisional Sulawesi Tenggara yang identik dengan kepahlawanan. Ya, tari ini berupa tari perang yang ditarikan untuk menyambut tamu agung pada saat perkawinan para bangsawan dan mengantar jenazah bangsawan. Selain itu, ketika raja dilantik, maka tarian ini juga hadir dalam pertunjukkan. Pesan yang disampaikan dari tarian ini adalah ketangkasan, kewaspadaan dalam menyerang musuh, dan membela diri dalam pertempuran. 4. Tari Adat Malulo Tari Adat Malulo Telukbone Tarian adat Malulo pada mulanya merupakan tarian sakral dan penuh dalam perkembangannya Malulo saat ini menjadi tarian pergaulan atau tarian rakyat. Pertunjukkannya pun dilakukan dengan cara spontan pada setiap acara baik itu acara pesta ataupun acara-acara yang dilaksanakan oleh instansi-instansi pemerintah – swasta atau organisasi. Tari Malulo sangat digemari oleh suku bangsa Tolaki yang ditarikan pada waktu-waktu tertentu dengan jenis tarian Malulo tertentu pula. Momen yang sering dipakai untuk pertunjukkan tarian ialah saat usai panen atau bila terjangkit suatu wabah penyakit menular. Malulo Ore-Ore adalah salah satu jenis tarian yang diiringi bunyi-bunyian yang disebut Ore-Ore yang dibuat dari bambu. Sejatinya tarian ini ditarikan saat menjelang musim panen guna menghormati dewi panen berdasarkan keyakinan masyarakat setempat. 5. Tari Adat Galangi Tari Adat Galangi zonasultra Tari adat Galangi merupakan tarian yang asalnya dari kepulauan Buton Raya provinsi Sulawesi Tenggara. Tari ini khas dengan Tari Perang dalam Kerajaan/ Kesultanan Galangi menggambarkan pasukan melawan musuh dengan memakai senjata perang yang bernama Gala. Selain itu, dalam suasana damai tari ini juga digelar, hanya saja fungsinya sebagai kelengkapan kebesaran, keagungan serta kemulian Sultan. Tari ini dimainkan untuk mengiringi Sultan pada saat keluar istana dalam suatu tugas atau menyambut dan mengantar tamu Kesultanan. Jumlah penari pada tarian Galangi ini terdiri dari sebelas kelompok, pada tiap – tiap kelompok terdiri dari tujuh orang. Di zaman dahulu kelompok tersebut bertugas guna mempertahankan Kerajaan/ Kesultanan bila ada serangan dari luar. Sedang dalam keadaan aman, masing-masing kelompok mempunyai tugas yang berbeda-beda. 6. Tari Adat Lariangi Tari Adat Lariangi Kompas Tari adat Lariangi adalah tarian yang digelar dan fungsinya sebagai tari pembukaan suatu acara pesta pertemuan sebagai penghormatan terhadap tamu yang hadir. Tamu yang datang adalah dari kerajaan didaerah lain. Jumlah penarinya pun tidak banyak, beda dengan tarian lain. Pada tari Lariangi ini ditarikan oleh para penari wanita dan satu laki-laki. Ada syarat yang berat untuk jadi penarinya, yaitu haruslah para gadis keturunan bangsawan. 7. Tari Adat Lumense Tari Adat Lumense Kemdikbud Asal Tarian adat Lumense dari daerah kecamatan Kabaena, kabupaten Bombana. Peujaan terhadap sang dewa adalah makna dari tari ini. Tarian ini dipertontonkan pada upacara penyambutan tamu pesta-pesta rakyat di Kabupaten Bombana. Kata Lumense sendiri berasal dari kata Lume dalam bahasa daerah yang berarti “terbang” dan mense yang berarti “tinggi”, sehingga dapat disimpulkan Lumense mempunyai arti Terbang Tinggi. Pada zaman dahulu, tarian ini dilakukan pada ritual pe-olia, yaitu ritual penyembahan roh halus yang disebut kowonuano dengan cara menyajikan beraneka jenis makanan. Ritual ini bertujuan agar Kowonuoano berkenan mengusir bencana dan marabahaya. Tarian ini sering ditampilkan pada masa pemerintahan kesultanan Buton. 8. Tari Adat Moida-ida Tari adat Moida-ida ini saat pertunjukkanya diiringi dengan nyanyian dan alat musik tradisional. Para penari yang ditugaskan kemudian berkelompok dan berkumpul membentuk lingkaran. Masing – masing dari mereka saling berpegangan pada seutas tali sehingga membentuk cincin. Unik bukan? 9. Tari Adat Balumpa Tari Adat Balumpa Google Image Tari adat Balumpa merupakan tarian rakyat Buton dan Wakatobi Binongko, Sulawesi Tenggara untuk mengucapkan selamat datang kepada tamu agung. Tari ini merupakan tarian yang menggambarkan kegembiraan masyarakat nelayan Buton dan Wakatobi Binongko dalam menghadapi terjangan ombak dilaut demi menghidupi keluarga. Pada umumnya, tarian ini dimainkan oleh enam sampai delapan penari laki-laki dan perempuan secara berpasangan. Namun tarian ini juga dapat dilakukan oleh penari pasangan perempuan saja. Pada pertunjukkannya, penari Balumpa memakai busana adat Wakatobi dengan iringan musik gambus dan gendang serta iringan suara dendang biduan Balumpa. 10. Tari Adat Mangaru Tari adat Mangaru ialah tari tradisional yang asalnya dari Desa Konde Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara. Tarian ini menggambarkan keberanian laki-laki pada zaman dahulu saat berlaga di medan peperangan, yaitu bercerita tentang dua orang laki-laki yang sedang dalam medan peperangan. Para penari memperagakan gerakan-gerakan yang memperlihatkan kepada para penonton bagaimana kedua laki-laki yang saling beradu kekuatan dengan memakai sebilah keris yang dipegang. Agar lebih semarak, tari Mangaru diiringi oleh alat musik tradisional yaitu kansi-kansi, Mbololo gong dan dua buah gendang yang terbuat dari kulit binatang. Alat musik tradisional dimainkan oleh orang yang memang mahir dalam memainkannya berjumlah empat orang. Irama musik pengiring tari ini berbeda dengan musik pengiring tari yang lain walaupaun alat yang digunakan sama. Pada umumnya, Tari Mangaru dipertunjukan pada berbagai upacara dan acara-acara yang melibatkan banyak orang. Tarian ini memang sudah jadi budaya bagi masyarakat desa Konde sehingga sering dilaksanakan saat pesta panen tiba. Selain itu, fungsi tari ini yaitu untuk mengumpulkan warga kampung di satu tempat guna menjalin silaturahmi. 11. Tari Adat Lulo Tari Adat Lulo adalah tari yang berasal dari Tokotua, kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara. Tari Lulo ini digelar dalam rangka ritual adat karena melimpahnya rezeki yang didapat melalui hasill panen. Sebuah tari yang menyimbolkan tentang rasa syukur. Umur tari ini sudah lama, yaitu sejak zaman pemerintahan kerjaan kesultanan Buton, dimana beras sebagai hasil pertanian Tokotua untuk memperkuat pilar perekonomian Kesultanan Buton. Jumlah penari yang ditugaskan terdiri dari 12 orang yang dibagi dalam 2 kelompok. Delapan penari putra memegang alu Penumbuk Padi dan empat orang penari perempuan memegang nyiru sebagai alat penapis gabah, ditambah sapu tangan yang menggambarkan proses penapisan gabah. Ada pun kostum yang dipakai pada tari tersebut merupakan ciri khas Kabaena. Warna dominan pada pakaian adalah dasar hitam dan wama kekuning-kuningan serta kemerah-kemerahan. Saat pertunjukkan, banyak alat musik tradisional yang mengiringinya guna menghidupkan suasana. Salah satu alat musik yang dipakai adalah Kendang. Baca juga Tari Adat Maluku Akankah Tarian Adat Daerah Sulawesi Selatan Tetap Ada? Pertanyaan ini harus kita sampaikan, mengapa? Karena sudah banyak budaya asli Indonesia yang tinggal sejarah. Padahal kita sebagai generasi yang mendapat warisan sejarah tinggal melestarikan saja, itu pun tidak bisa. Belum lagi ada tradisi Inondesia yang di klaim oleh negara tentangga dan kita tidak mampu menangkalnya. Sangat disayangkan. Untuk bertahannya eksistensi tarian Sulawesi Tenggara, maka mau tidak mau harus melibatkan pemerintah untuk pro aktif dalam kebijakannya. Persulit budaya asing masuk ke Indonesia atau proses imunitas dilakukan dengan cara yang efektif. Kita yakin pemerintah sudah tahu apa yang akan dilakukan. Hanya saja pemerintah mau atau tidak. Ini yang jadi persoalan. Masyarakat harus mengawal kinerja pemerintah. Semoga saja anak cucu kita di masa depan masih bisa mengenal dan menikmati apa saja budaya Indonesia. Bukan sebaliknya. Akhirnya kami meyakini para pembaca sudah mengenal tentang tarian adat daerah Sulawesi Tenggara. Jika mau menambahkan atau memberikan koreksi kepada kami, dengan senang hati kami menyambutkan. Saran, kritik atau masukan dapat disampaikan pada kolom komentar dibawah. Terima kasih sudah mampir. Gallery 11+ Tarian Adat Daerah Sulawesi Tenggara, Video dan Gambar Serta Penjelasan
.
  • y504cnn92w.pages.dev/848
  • y504cnn92w.pages.dev/867
  • y504cnn92w.pages.dev/957
  • y504cnn92w.pages.dev/768
  • y504cnn92w.pages.dev/11
  • y504cnn92w.pages.dev/523
  • y504cnn92w.pages.dev/175
  • y504cnn92w.pages.dev/706
  • y504cnn92w.pages.dev/84
  • y504cnn92w.pages.dev/205
  • y504cnn92w.pages.dev/292
  • y504cnn92w.pages.dev/722
  • y504cnn92w.pages.dev/8
  • y504cnn92w.pages.dev/149
  • y504cnn92w.pages.dev/444
  • gambar tari dari sulawesi